Dari
tulisan ini tentang waktu booting laptop saya yang 300an detik, tentunya itu sangat menguji kesabaran saya, tepatnya selama 1 tahun 2 bulan, hehehe...
Pastinya tidak sejak awal dibeli, bootingnya menjadi parah begitu, kurang lebih 2-3 bulan sesudah beli deh, setelah saya pasang segala macam aplikasi di laptop ini, banyak tips dan trik yang saya terapkan untuk mengurangi waktu booting dan mempercepat akses harddisk laptop ini, mulai dengan menggunakan tools defrag, software management cache, ternyata yang paling optimal, dengan melenyapkan semua tools itu dan mempercayakan kembali ke aplikasi bawaan windowsnya, alias saya aktifkan superfetch, auto defrag dsb, tapi ya tetap saja terbatas pada spesifikasi harddisk yang hanya SATA 5400 RPM
Pertama hendak ganti, saya agak was was, karena sempat baca di internet, ada laptop yang bentuk SSD itu agak mengganjal saat dipasang, sehingga SSD nya tidak terpakai dan harus dijual, dan sempat chating juga dengan
teman, bentuk SSD dia itu khusus, dan laptop nya vaio pula, walah walah...
Tiba di mangga dua, eeh... penjualnya malah maen bilang, wah ga bisa pak, ga cocok, duduls... ga bonapit bener, liat laptop saya aja ngga, udah was was, dibilang begitu, saya tambah manyun ga pede buat beli.
Untungnya di lantai bawah ada vendor vaio, mampir disana bentar, eeh.. sama aja, bilang laptopnya ga bisa, ga support, orang toko dan dia mungkin ngebayangin laptop nya seperti punya teman saya itu, SSD yang bentuknya khusus, kadung mampir disitu, saya minjem obeng aja sekalian, buat bongkar laptop dan liat jenis harddisk saya, ternyata hanya SATA 2,5" biasa, syukurlah, dari situ agak pede untuk beli si SSD yang ukurannya sudah dipastikan adalah SATA 2,5" juga.
Tadinya yang akan saya beli adalah SSD merk OCZ yang dari beberapa majalah luar negeri, lumayan bagus review dan performansinya, tapi browsing lebih lanjut terutama dari link ini : http://www.jagatreview.com/2012/02/tes-perbandingan-5-ssd-sandforce-2-terkencang/2/ saya akhirnya memilih SSD Corsair Force GT 3, karena lebih umum, dan ada salah satu yang bilang OCZ agak susah klaim garansinya, mudah2an si Corsair ngga, karena dia kan lumayan terkenal juga untuk bidang flashdisk di Indonesia :D
Dikarenakan harganya yang muaahaaal, ga bisa ada acara coba coba dulu, harddisk masih terbungkus rapih, harus dibayar dulu baru bisa di coba, di mangga dua itu saya beli di quantum komputer yang setelah saya putar putar, dia yang paling rendah harga nya, garansinya lumayan lama, yaitu 3 tahun, ya sudah Bismillah, saya beli SSD ini.
Alhamdulillaah... saat di rumah saya pasang sendiri, SSD nya masuk pas dan akurat di slot yang tersedia, sekarang masalah perpindahan data, tadinya saya menggunakan acronis, dengan sistem backup dan restore image, dari HDD lama ke SSD yang baru ini, tapi ternyata gagal total.
Instalasi windows di SSD sangat luar biasa, cepat dan lancar, berkisar 7-10 menit, sampai windows bisa login, sebagaimana biasanya install ulang, waktu saya habiskan untuk download driver, dan setting aplikasi2 di windows baru ini
Setelah install saya baru sadar, ternyata laptop saya belum mendukung SATA versi 3, sehingga performansi maksimum SSD ini belum tercapai
Perbandingan HDD dan SSD
Dari rating windows terhadap sistem saya, yang asalnya skor storage saya adalah 5.9 dari 7.9, dan variabel ini menjadi point yang menjatuhkan skor rating,
Setelah dipasang SSD maka hasil SSD skornya adalah 7.7 dari maksimal 7.9, waaww
Skor lain yang saya gunakan sebagai perbandingan adalah HD Tune Pro, informasi yang cukup mendetil ini menunjukkan skor yang sangat jauh dan tidak konsisten dari HDD dibandingkan SSD.
Bisa dilihat untuk HDD, karena bentuknya yang circular dari cakram, speed akses akan menurun saat data berada di ujung, pantaslah laptop saya sangat melambat akhir akhir ini, dikarenakan isinya hampir penuh oleh hasil download dan kerjaan, perpindahan dari HDD ke SSD untuk penghematan, hampir 350an giga tidak saya sertakan,
Hasil grafik test untuk SSD, menunjukan grafik datar yang mencerminkan ke konsistenan akses, karena tidak adanya head pembaca cakram yang membedakan data itu dekat atau jauh secara fisik, semua sama secara elektronik, ya pasti ada bedanya, tapi sangat keciiil.
Dikarenakan akses ke SSD masih menggunakan SATA 2, maka maksimum speed tidak bisa mencapai 500an MBps sesuai klaim, hanya berkisar sampai 120 MBps, lumayan lah, dibanding HDD yang hanya 60an MBps, transfer rate mungkin hanya dua kali lipat, tapi
akses time, alias waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan data ini yang sangat jauh bedanya, hampir 80x lebih cepat
HD Tune bukan tool standar untuk test SSD, yang biasa digunakan untuk klaim para vendor SSD adalah aplikasi ATTO, karena mungkin menunjukkan angka angka yang lebih besar, yaitu speed SSD yang mencapai 250 MBps untuk kasus saya, lumayan, setengah dari klaim corsair yang bila menggunakan koneksi SATA 3 kecepatannya bisa mencapai 550 MBps.
Dibawah adalah gambar kecepatan HDD saya yang hanya berkisar 70-80 MBps tergantung besar ukuran file yang diakses
Sedangkan si SSD bisa mencapai 250an MBps
Dengan kecepatan setinggi itu, berapa dong hasil optimasi booting?
Dari 370an detik di
tulisan ini turun menjadi 38an detik, lumayan kurang lebih sepersepuluhnya, hehehe
Selain itu, dengan SSD, penggunaan virtualisasi, jadi terasa sangat ringan, terasa natural, Mac OS Lion pun lancar lancar saja saat saya buka sekaligus beberapa aplikasi.
Alhamdulillah, semoga saya bisa lebih efektif dan cepat menghasilkan produk, aaamiiiin....