25 February 2015

Xiaomi Mi Band

Berawal dari teman yang sering posting hasil statistik fitness si Mi Band ini, akhirnya tertarik dan beli juga awal Februari, dan barang sampai dan langsung digunakan tanggal 6 Feb 2015. Sebelum beli sempat browsing2 dulu dan lihat video testimoni orang orang di youtube tentang gelang ini.


Dan testimoni mereka tidak salah, batre yang luar biasa, klaimnya sih 40 hari, tapi saat barang ini datang, di info last charge dia sudah 43 hari dengan sisa batre 73%, gilak, dan baru diisi tadi malam, alias 20 hari kemudian dengan sisa batre 24%, jadi mungkin aja bener dalam 20 hari ngabisin 50% daya karena dipakai tiap hari.

Sayangnya charger dia khusus, harus hati2 menyimpannya, karena digunakan juga 40 hari sekali, tapi karena jarang sekali digunakan, walau khusus, bisa dimaafkan.

 



Standar IP67, bikin dia enak dipakai dimana saja, karena tahan air dan debu, klaim karetnya juga tidak membuat iritasi, itu benar, karena kulit saya cukup sensitif, sering gatal kalau pakai jam tangan dengan gelang karet, makanya jam saya dari besi semua gelangnya, tapi dengan mi band ini, 20 hari dipakai nonstop tidak ada efek sama sekali.

Koneksi Bluetooth LE juga bikin dia ga terlalu menghabiskan batre handphone, standar pemakaian handphone sama saja saat bluetooth dinyalakan nonstop.

Bluetooth ini perlu dinyalakan di handphone, karena tidak ada jam didalam gelang, jadi alarm dan notifikasi bisa berfungsi bila terkoneksi dengan handphone terus menerus, untungnya tipe LE tersebut, daya tidak terlalu boros.

Dan alarm dengan gelang getar ini saaaangat membantu sekali untuk saya bangun atau ngeh bila ada telpon, saat handphone di silent.

Beberapa kelemahan adanya disoftware, tapi untungnya lumayan sering diupdate, sempat was was karena dari beberapa review awal, mengatakan softwarenya jarang diupdate, tapi semenjak saya gunakan saja, update sudah 2x untuk firmware dan lebih dari itu untuk software di handphonenya.




Sayang belum ada fitur upload data ke cloud dan sinkronisasi dengan device lain, data hanya disimpan di handphone


Salah satu hal yang membuat saya pingin beli gelang ini adalah, counter jam tidur, dan dia bekerja cukup akurat, bahkan saat bangun beberapa menit saja bisa ketahuan, hehehe, sayangnya hanya menghitung jam tidur saat malam, kalau tidur siang belum bisa di hitung.


Target langkah perhari bisa di set, secara default adalah 8000, dari gelang ini ketahuan, bahwa... saya kurang olahragaaaaa... hadeuuh, sepertinya softwarenya banyak interpretasi, dan ujungnya semua di konversi menjadi calori dan dikira2 sebagai sekian langkah... untuk ditampilkan ke layar hitungnya aplikasi gelang, yg bernama "Mi Fit"


Beberapa fitur lain disediakan di aplikasi ini, seperti screen capture dibawah, di my devices, bisa dilihat sisa batre berapa, dan fitur pencarian, untuk membuat gelang bergetar dan menyala


Untuk Additional features, adalah fitur counter untuk sekarang ini baru 2 jenis, olahraga, yaitu loncat2 dan sit up, cukup akurat untuk menghitungnya, sayangnya belum ada tambahan, semoga di beberapa waktu mendatang akan bertambah, khususnya untuk renang dan sepeda.


Satu lagi yang bermanfaat, fitur smart unlock, jadi kalau sudah di setting linknya, selama handphone ini berdekatan dengan gelang, handphone akan dalam kondisi unlock, tapi kalau berjauhan, handphone tetap akan membutuhkan pin atau swype pattern.

Smart lock ini hanya fitur di lollipop saja, untuk kitkat perlu treatment lanjut supaya bisa.


Info lengkap tentang gelang bisa di lihat di : http://www.mi.com/sg/miband/

16 February 2015

Setup Akses Untuk view CCTV Yang Tidak Mempunyai IP Publik


Quick pointers

  • Ganti ISP dari speedy ke Innovate, asalnya dapet ip publik, sekarang jadi ngga dapat
  • CCTV jadi tidak bisa diakses dari luar
  • Harus pake tunneling, dapet info dari temen, akhirnya pakai ngrok.com
  • CCTV saya buka akses 2 port, tcp dan http, untuk akses dari android/ios, port yang digunakan versi tcp
  • ngrok, bisa simulasi http di forward ke lokal, atau tunneling protokol tertentu, untuk selain http harus sign-up, gratisan kok
  • Jalankan sekali ngrok dengan "-authtoken" untuk bisa pake protokol tcp
  • jalankan sintax "ngrok -proto=tcp 192.168.1.33:12345", dimana 192.168.1.33 adalah ip address si cctv dan 12345 port tcpnya
  • nanti bakal bisa di akses di ngrok.com:xxxxx, xxxxx cenderung tetap tergantung mac address, mgkn berubah, kelemahannya disini




    Update

    ternyata bisa di bikin fix dengan menggunakan config, buat file misal ngrokconfig.txt, gunakan spasi untuk indentasinya bukan tabulasi.

    auth_token: AUTHTOKENDARINGROK
    tunnels:
      cctvaespe:
        remote_port: 50000
        proto:
          tcp: 192.168.1.33:12345

    auth_token, bisa didapatkan bila sudah sign up, kemudian, jalankan ngrok untuk start dengan konfigurasi ini, ganti port dengan angka yg unik diatas 50000 supaya tidak bentrok, karena bila angka sudah digunakan orang lain, akan muncul "error binding listener"

    kemudian start tunneling dengan menjalankan sintax:

    ngrok -config=ngrokconfig.txt start cctvaespe


  • untuk bisa diakses dari handheld, harus menggunakan ip address ngrok.com, untuk saya, saat di ping, ngrok.com adalah ipnya =  173.255.204.192

  • set di aplikasi vmeye, my-eye atau aplikasi di pc/handphone lainnya, untuk menggunakan ip ngrok.com yaitu 173.255.204.192 dan port nya si 36627 atau 50000 seperti setting diatas

Kendala
  • harus ada pc (windows/linux/mac) untuk menjalankan ngrok supaya bisa dilihat cctvnya dari luar
  • sementara versi linux/arm ngrok belum bisa jalan di dd-wrt router saya 
 Langkah lanjut
  • beli raspberry pi, pc kecil untuk running ngrok aja, biar tidak boros listrik
  • cari alternatif ngrok untuk running di router, ada beberapa opensource lain, tapi belum ada waktu untuk mencobanya

05 February 2015

Ganti ROM S4 dengan Lollipop

Setelah 3 bulan menggunakan Update kitkat, ternyata lambat jadi sama saja, mulai deh nyari nyari firmware lain, cukup lama juga nih pake firmware bawaan s4 tanpa di oprek, ampir 1,5 tahun, hape lain sih rata2 cuma beberapa bulan langsung di oprek, soalnya, firmware bawaan samsung memang fiturnya kepake.

tapi dari link ini, rada gatel waktu dia komentar tentang firmware bawaan hape ini :

Last time I tried stock Android 4.4.2 couple days ago, I was amazed at how laggy it was and couldn’t stand more than 10 minutes of that.  And yes, if you don’t like TouchWiz, there’s some great AOSP ROMs like CM11 or Gummy to transform your S4 into custom Google phone.
Asem. Setelah browsing di XDA Dev Forum khusus S4, akhirnya milih nyoba yang ROM Prism Barebone, soalnya masih Touchwiz, sudah lolipop, style S5 dan ukuran romnya cuma 500MB, gilak, sementara yang lain 1-1,6 GB ukuran downloadnya ini kecil banget, kebayang banyak yg di strip dari paketan si Samsung.

Step install
1. Install tools recovery, saya pake TWRP aja soalnya lebih bagus dan touch ga pake tombol untuk gerak2in menu
2. Upload dengan Odin 3.09

3. Dari menu recovery jangan lupa backup dulu, baru install zip2an si Prism.

So far, belum ada kendala, keluhan beberapa masalah di komentar post si prism belum saya alami

Update 7 Feb 2015:

Ternyata dirty wipe partisi, bikin mobile hotspot jadi ga jalan, salah sendiri, jadi harus ngulang restorasi, lumayan 4-5 jam-an, tadinya cuma cache, system dan preload saja yang dihapus, sistem memang berjalan normal semua, entah kenapa, cuma hotspot aja yang bermasalah, "data" tidak dihapus, karena berharap setelah restore aplikasi, semua data kembali normal tanpa restore backup lagi.

Setelah di wipe dengan opsi2 dibawah, baru sistem jalan lancar

04 February 2015

Pak Prabowo, Kami Memilih Anda, Tapi...

Tulisan keren, nasihat Ust Salim A Fillah untuk Prabowo jaman kampanye dulu, di repost teringat paragraf ini :

Dan Anda juga harus menyadari bahwa barangsiapa merasa jumawa dengan kekuasaan, maka beban kepemimpinan itu akan Allah pikulkan sepelik-peliknya di dunia, dan tanggungjawabnya akan Dia jadikan penyesalan serta siksa di akhirat. Adapun pemimpin yang takut kepada Allah, maka Dia jadikan manusia taat kepadanya, dan Dia menolong pemimpin itu dalam mengemban amanahnya.



 Melihat Presiden sekarang, kasihan... semoga diberikan jalan yang terbaik untuk negeri ini...

=================

Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..

Tapi sungguh orang yang jauh lebih mulia daripada kita semua, Abu Bakr Ash Shiddiq, pernah mengatakan, “Saya telah dipilih untuk memimpin kalian, padahal saya bukanlah orang yang terbaik di antara kalian. Kalau saya berlaku baik, bantulah saya. Dan kalau anda sekalian melihat saya salah, maka luruskanlah.”

Maka yang kami harapkan pertama kali dari Anda, Pak Prabowo, adalah sebuah kesadaran bahwa Anda bukan pahlawan tunggal dalam masa depan negeri ini. Barangkali memang pendukung Anda ada yang menganggap Andalah orang terbaik. Tetapi sebagian yang lain hanya menganggap Anda adalah sosok yang sedang tepat untuk saat ini. Sebagian yang lainnya lagi menganggap Anda adalah “yang lebih ringan di antara dua madharat”.

Tentu saja, mereka yang tidak memiliih Anda menganggap Anda bukan yang terbaik, tidak tepat, dan juga berbahaya.

Dan jika Anda, Pak Prabowo, nantinya terpilih menjadi Presiden, maka mereka semua akan menjadi rakyat yang dibebankan kepada pundak Anda tanggungjawabnya di hadapan Allah. Maka kami berbahagia ketika Anda berulang kali berkata di berbagai kesempatan, “Jangan mau dipecah belah. Jangan mau saling membenci. Kalau orang lain menghina kita, kita serahkan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Tuhan Maha Besar.”

Dan Anda juga harus menyadari bahwa barangsiapa merasa jumawa dengan kekuasaan, maka beban kepemimpinan itu akan Allah pikulkan sepelik-peliknya di dunia, dan tanggungjawabnya akan Dia jadikan penyesalan serta siksa di akhirat. Adapun pemimpin yang takut kepada Allah, maka Dia jadikan manusia taat kepadanya, dan Dia menolong pemimpin itu dalam mengemban amanahnya.

Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..

Tapi sungguh orang yang jauh lebih perkasa daripada kita semua, ‘Umar ibn Al Khaththab, pernah mengatakan, “Seandainya tidaklah didorong oleh harapan bahwa saya akan menjadi orang yang terbaik di antara kalian dalam memimpin kalian, orang yang terkuat bagi kalian dalam melayani keperluan-keperluan kalian, dan orang yang paling teguh mengurusi urusan-urusan kalian, tidaklah saya sudi menerima jabatan ini. Sungguh berat bagi Umar, menunggu datangnya saat perhitungan.”

Maka yang kami harapkan berikutnya dari Anda, Pak Prabowo, adalah sebuah cita-cita yang menyala untuk menjadi pelayan bagi rakyat Indonesia. Sebuah tekad besar, yang memang selama ini sudah kami lihat dari kata-kata Anda. Dan sungguh, kami berharap, ia diikuti kegentaran dalam hati, seperti ‘Umar, tentang beratnya tanggungjawab kelak ketika seperempat milyar manusia Indonesia ini berdiri di hadapan pengadilan Allah untuk menjadi penggugat dan Anda adalah terdakwa tunggal bila tidak amanah, sedangkan entah ada atau tidak yang sudi jadi pembela.

Pak Prabowo, jangankan yang tak mendukung Anda, di antara pemilih Andapun ada yang masih meragukan Anda karena catatan masa lalu. Saya hendak membesarkan hati Anda, bahwa ‘Umar pun pernah diragukan oleh para tokoh sahabat ketika dinominasikan oleh Abu Bakr sebab dia dianggap keras, kasar, dan menakutkan. Tapi Anda bukan ‘Umar. Usaha Anda untuk meyakinkan kami bahwa kelak ketika terpilih akan berlaku penuh kasih kepada yang Anda pimpin harus lebih keras daripada ‘Umar.

Pak Prabowo, kami memilih Anda karena kami tahu, seseorang tak selalu bisa dinilai dari rekam jejaknya. ‘Umar yang dahulu ingin membunuh Nabi, kini berbaring mesra di sampingnya. Khalid yang dahulu panglima kebatilan, belakangan dijuluki ‘Pedang Allah’. Tapi Anda bukan ‘Umar. Tapi Anda bukan Khalid. Usaha Anda untuk berubah terus menjadi insan yang lebih baik daripada masa lalu Anda akan terus kami tuntut dan nantikan. Ya, maaf dan dukungan justru dari orang-orang yang diisukan pernah Anda ‘culik’ menjadi modal awal kepercayaan kami kepada Anda.

Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..

Tapi orang yang jauh lebih dermawan daripada kita semua, ‘Utsman ibn ‘Affan, pernah mengatakan, “Ketahuilah bahwa kalian berhak menuntut aku mengenai tiga hal, selain kitab Allah dan Sunnah Nabi; yaitu agar aku mengikuti apa yang telah dilakukan oleh para pemimpin sebelumku dalam hal-hal yang telah kalian sepakati sebagai kebaikan, membuat kebiasaan baru yang lebih baik lagi layak bagi ahli kebajikan, dan mencegah diriku bertindak atas kalian, kecuali dalam hal-hal yang kalian sendiri menyebabkannya.”

Ummat Islam amat besar pengorbanannya dalam perjuangan kemerdekaan negeri ini. Pun demikian, sejarah juga menyaksikan mereka banyak mengalah dalam soal-soal asasi kenegaraan Indonesia. Cita-cita untuk mengamalkan agama dalam hidup berbangsa rasanya masih jauh dari terwujud.

Tetapi para bapak bangsa, telah menitipkan amanah Maqashid Asy Syari’ah (tujuan diturunkannya syari’at) yang paling pokok untuk menjadi dasar negara ini. Lima hal itu; pertama adalah Hifzhud Diin (Menjaga Agama) yang disederhanakan dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Kedua Hifzhun Nafs (Menjaga Jiwa) yang diejawantahkan dalam sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Ketiga Hifzhun Nasl (Menjaga Kelangsungan) yang diringkas dalam sila Persatuan Indonesia. Keempat Hifzhul ‘Aql (Menjaga Akal) yang diwujudkan dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Dan kelima, Hifzhul Maal (Menjaga Kekayaan) yang diterjemahkan dalam sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Pak Prabowo, kami memilih Anda sebab kami berharap Anda akan melaksanakan setidak-tidaknya kelima hal tersebut; menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga kelangsungan, menjaga akal, dan menjaga kekayaan; dengan segala perwujudannya dalam kemaslahatan bagi rakyat Indonesia. Kami memilih Anda ketika di seberang sana, ada wacana semisal menghapus kolom agama di KTP, melarang perda syari’ah, mengesahkan perkawinan sejenis, mencabut tata izin pendirian rumah ibadah, pengalaman masa lalu penjualan asset-aset bangsa, lisan-lisan yang belepotan pelecehan kepada agama Allah, hingga purna-prajurit yang tangannya berlumuran darah ummat.

Pak Prabowo, seperti ‘Utsman, jadilah pemimpin pelaksana ungkapan yang amat dikenal di kalangan Nahdlatul ‘Ulama, “Al Muhafazhatu ‘Alal Qadimish Shalih, wal Akhdzu bil Jadidil Ashlah.. Memelihara nilai-nilai lama yang baik dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik.”

Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..

Tapi orang yang lebih zuhud daripada kita semua, ‘Ali ibn Abi Thalib, pernah mengatakan, “Barangsiapa mengangkat dirinya sebagai pemimpin, hendaknya dia mulai mengajari dirinya sendiri sebelum mengajari orang lain. Dan hendaknya ia mendidik dirinya sendiri dengan cara memperbaiki tingkah lakunya sebelum mendidik orang lain dengan ucapan lisannya. Orang yang menjadi pendidik bagi dirinya sendiri lebih patut dihormati ketimbang yang mengajari orang lain.”

Pak Prabowo, hal yang paling hilang dari bangsa ini selama beberapa dasawarsa yang kita lalui adalah keteladanan para pemimpin. Kami semua rindu pada perilaku-perilaku luhur terpuji yang mengiringi tingginya kedudukan. Kami tahu setiap manusia punya keterbatasan, pun juga Anda Pak. Tapi percayalah, satu tindakan adil seorang pemimpin bisa memberi rasa aman pada berjuta hati, satu ucapan jujur seorang pemimpin bisa memberi ketenangan pada berjuta jiwa, satu gaya hidup sederhana seorang pemimpin bisa menggerakkan berjuta manusia.

Pak Prabowo, kami memilih Anda sebab kami tahu, kendali sebuah bangsa takkan dapat dihela oleh satu sosok saja. Maka kami menyeksamai sesiapa yang ada bersama Anda. Lihatlah betapa banyak ‘Ulama yang tegak mendukung dan tunduk mendoakan Anda. Balaslah dengan penghormatan pada ilmu dan nasehat mereka. Lihatlah betapa banyak kaum cendikia yang berdiri memilih Anda, tanpa bayaran teguh membela. Lihatlah kaum muda, bahkan para mahasiswa.

Didiklah diri Anda, belajarlah dari mereka; hingga Anda kelak menjelma apa yang disampaikan Nabi, “Sebaik-baik pemimpin adalah yang kalian mencintainya dan dia mencintai kalian. Yang kalian doakan dan dia mendoakan kalian.”

Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..

Tapi orang yang lebih adil daripada kita semua, ‘Umar ibn ‘Abdil ‘Aziz, pernah mengatakan, “Saudara-saudara, barangsiapa menyertai kami maka silahkan menyertai kami dengan lima syarat, jika tidak maka silahkan meninggalkan kami; yakni, menyampaikan kepada kami keperluan orang-orang yang tidak dapat menyampaikannya, membantu kami atas kebaikan dengan upayanya, menunjuki kami dari kebaikan kepada apa yang kami tidak dapat menuju kepadanya, dan jangan menggunjingkan rakyat di hadapan kami, serta jangan membuat-buat hal yang tidak berguna.”

Sungguh karena pidato pertamanya ini para penyair pemuja dan pejabat penjilat menghilang dari sisi ‘Umar ibn ‘Abdil ‘Aziz, lalu tinggallah bersamanya para ‘ulama, cendikia, dan para zuhud. Bersama merekalah ‘Umar ibn ‘Abdil ‘Aziz mewujudkan pemerintahan yang keadilannya dirasakan di segala penjuru, sampai serigalapun enggal memangsa domba. Pak Prabowo, sekali lagi, kami memilih Anda bukan semata karena diri pribadi Anda. Maka pilihlah untuk membantu urusan Anda nanti, orang-orang yang akan meringankan hisab Anda di akhirat.

Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..

Tapi kalaupun Anda tidak terpilih, kami yakin, pengabdian tak memerlukan jabatan. Tetaplah bekerja untuk Indonesia dengan segala yang Anda bisa, sejauh yang Anda mampu.

Sungguh Anda terpilih ataupun tidak, kami sama was-wasnya. Bahkan mungkin, rasa-rasanya, lebih was-was jika Anda terpilih. Kami tidak tahu hal yang gaib. Kami tidak tahu yang disembunyikan oleh hati. Kami tidak tahu masa depan. Kami hanya memilih Anda berdasarkan pandangan lahiriyah yang sering tertipu, disertai istikharah kami yang sepertinya kurang bermutu.

Mungkin jika Anda terpilih nanti, urusan kami tak selesai sampai di situ. Bahkan kami juga akan makin sibuk. Sibuk mendoakan Anda. Sibuk mengingatkan Anda tentang janji Anda. Sibuk memberi masukan demi kemaslahatan. Sibuk meluruskan Anda jika bengkok. Sibuk menuntut Anda jika berkelit.

Inilah kami. Kami memilih Anda Pak Prabowo, tapi..

Tapi sebagai penutup tulisan ini, mari mengenang ketika Khalifah ‘Umar ibn ‘Abdil ‘Aziz meminta nasehat kepada Imam Hasan Al Bashri terkait amanah yang baru diembannya. Maka Sang Imam menulis sebuah surat ringkas. Pesan yang disampaikannya, ingin juga kami sampaikan pada Anda, Pak Prabowo. Bunyi nasehat itu adalah, “Amma bakdu. Durhakailah hawa nafsumu! Wassalam.”

doa kami,

hamba Allah yang tertawan dosanya, warga negara Republik Indonesia. [Salim A Fillah]